Kamis, 18 September 2008

ROMANSA SEPASANG BURUNG

meski sarang di pohon telah rapuh
sarang di hati tak berwarna kelabu

mereka tak akan pernah melupakan
batu pertemuan di tanduk kemarau itu
karena di sanalah kenangan dan harapan
menjelma selaksa bayang-bayang

"kita adalah seruling merah keperakan
seperti lukisan senja
pada debur gelombang"

waktu telah menggerai bulu-bulu mereka
serupa putih rambut yang tak percaya pada usia
matanya bersitatap dalam-dalam
bertukar tangkap dalam kepedihan

"barangkali kepastian dari mimpi
adalah ketidakpastiannya
dan kita seperti separuh mimpi yang tak nyata”.

jogja, 2008

Tidak ada komentar: