Selasa, 03 Juni 2008

NYANYI SUNYI SEORANG PENUNGGU

wajahmu tak pula tumbuh bersama bunga-bunga
di lengkung mataku. dan bahkan senja
telah membeku di cakrawala
memendam kutukanku pada pantai
dan bau tubuhmu pada karang

maka bangunlah sebuah rumah
dari bulir-bulir pasir itu. hiasilah ia
dengan keindahan yang kau cipta dari dosaku
sebuah kealpaan yang tak akan pernah kusesali

karena barangkali kita bukan lagi daun
yang gugur di musim kemarau
dan bangkit di musim semi
bukan pula mercusuar yang tumbuh di atas misteri

kurasa telah cukup silih berhanti musim mengajarimu
tentang kehadiran matahari dan bulan
yang selang-menyelang menunggu kematianku

Jogja, 2008

Tidak ada komentar: