dalam deru kereta, kulihat kunang-kunang merubung kita
ada jiwa yang menangis, nampaknya, dan mengharap sapa
ada rindu yang tertahan: suara-suara masa silam
kutatap kembali dalam-dalam batas ujung belakang
baris-baris rel tenggelam dan hilang
lalu kurasa, pada kubur nenek moyang
ada milik kita yang tertinggal:
nyanyi sunyi, denting hari-hari
tapi kereta ini telah begitu jauh membawa kita
dan entah kapan akan berhenti:
hingga segalanya lebih buruk lagi?
hingga kunang-kunang ini mati?
Jogja, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar