Rabu, 01 April 2009

SEMBILU DINI HARI


asap rokok menyelubung dalam hati, dalam bait-bait tasbih yang sepi
setiap kali kopi ini menatapku, dan kucoba menatapMu pada wajahku
semakin hitam, semakin kelabu: batin dan mataku

aku tak bisa menangkap apa yang datang dan yang hilang
tapi semuanya terungkap begitu saja, begitu rahasia

seperti malam yang menggelapkan kamarku
tapi menjadikanku lapang dan lengang
seperti sedih datang tiba-tiba
dan cinta berangkat rahasia

o. aku semakin buta setiap kali menatapMu, kekasihku
dan sunyi, nampaknya, tak cukup mengerti
apa yang diisyaratkan rokok pada hati
dan yang dibaitkan tasbih pada sepi
pada wajahku dalam cermin kopi ini

Jogja, 2009

1 komentar:

urbanaik khumaida mengatakan...

maka?
syukuri saja namamu, mas!
nama mas?
......
......
......
......
......
yang keberapa ya?
hehehe!