Nom Hosin adalah pamanku dari jalur emak. Dia anak kakek Sumokat (saudara nenekku). Jadi dia adalah keponakan nenekku atau sepupu emakku. Dia lahir tahun 1975. Pada masa-masa remajanya, dia suka bergabung dengan para Blater (baca: sebutan untuk jagoan Madura). Tetapi dia tetaplah remaja seperti remaja desa kebanyakan. Dia juga suka permainan anak remaja, misalnya, aduan merpati. Ketika aku masih kecil (sekitar kelas 3-6 SD) aku sering diajaknya melatih dan ikut perlombaan aduan merpati. Dia yang ngebher, aku yang ngocol.
Kenangan-kenangan itu begitu indahnya. Kenangan-kenangan itu hadir kembali setelah aku menemukan lagu Satu Senyum Saja karya group band Tatoo, sebuah lagu lawas yang dulu sangat populer dinyanyikan anak-anak, termasuk juga Nom Hosin dan aku. Biasanya, selagi aku dan Nom Hosin berangkat ke tempat latihan adu merpati dengan menggunakan motor bebeknya yang menyedihkan itu, di tengah jalan kami nyanyi lagu itu bareng-bareng. Meskipun dia pamanku, dia sangat memahamiku. Gelagatnya seperti berharap aku tidak usah sungkan bergaul dengannya.
Dia memanggilku kacong, sebuah sebutan Madura oleh paman kepada keponakannya. Aku ingat betul, ketika itu sekitar tahun 1997, aku dengannya ikut lomba adu merpati yang akhirnya burung merpati Nom Hosin dapat juara 2 se-Kecamatan Dasuk. Aku ikut senang. Aku pun dikasihnya uang jajan sekitar 10 ribu. Biasanya, setiap aku ikut dia, aku diberi uang hanya seribu atau lima ratus rupiah saja.
Setiap sore, sehabis pulang dari Madrasah Diniyah, Nom Hosin – yang dulu rumahnya berdempetan dengan rumahku – mengajakku melatih burung merpatinya. Kalau tidak ke lapangan sepak bola belakang sekolahku, kami pergi ke Gelkandheng, sebuah hamparan sawah yang luas dan panjang. Kami pulang hampir selalu saat magrib tiba. Tidak jarang aku dimarahi sama ayahku karenanya, Nom Hosin dimarahi pula oleh ayahnya. Tetapi ketika malam-malam sehabis Ngaji ke Langgar aku ketemu sama Nom Hosin, kami ketawa-ketawa. Kami kerap kali menertawakan kemarahan orang tua kami. Begitulah, darah nakal Nom Hosin mungkin saja sedikit banyak mengalir ke dalam darahku. (28 Juni 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar