Sabtu, 03 Desember 2011

AKU INGIN HARI RAYA SEPANJANG HARI

Aku ingin hari raya sepanjang hari, sebab di waktu-waktu itulah aku bisa mendengar takbir di mana-mana. Gema takbir di corong-corong masjid seakan-akan menyuruhku untuk senantiasa memuji Allah. Di waktu-waktu itulah aku sangat bisa menikmati lantunan takbir sendirian, sambil mengunci kamar dan menangis di hadapan Allahku. Aku bisa ”bercengkrama” dengan Allah sepanjang hari, di mana-mana, lebih-lebih di ceruk terdalam dari hatiku.

Sudah dua lebaran ini (Idul Fitri dan Idul Adha 2011) aku merasakan betapa menangis bahagia di hadapan Allah sungguh amatlah nikmat rasanya. Di tengah-tengah lantunan takbir aku bersungkur diri tersebab diriku yang tak berdaya, penuh dosa dan tak mampu memikul tanggung jawabku sebagai manusia. Di tengah-tengah lantunan takbir aku merasa bangga dengan Allahku yang telah memberiku hidup, memberiku alam semesta, memberiku waktu, memberiku kesedihan, memberiku duka, memberiku harapan, memberiku keindahan, memberiku apa saja yang tak ternilai harganya.

Di malam-malam lebaran aku bisa bertakbir sepanjang malam, bercengkerama dengan Allahku dengan penuh damba dan cinta. Aku sungguh-sungguh merasa sebagai hamba, ’abdun, sesuatu yang begitu kudambakan sepanjang hidup. Aku lihat langit, hanya Allahlah yang ada. Aku lihat masa lalu, hanya Allahlah yang ada. Aku lihat diriku, hanya Allahlah yang ada. Allah ada di mana-mana, dan aku memujinya, bahkan dengan bulu kudukku. Di malam-malam lebaran, sungguh aku terkesima memandang hidup ini, Tuhan!

Aku ingin hari raya sepanjang hari, sebab di waktu-waktu itulah aku bisa merasakan makna dari kebahagiaan. Aku seperti anak kecil yang di malam-malam lebaran hatinya berbunga-bunga. Mereka menyulut petasan karena bahagia. Mereka meneriak-neriakkan takbir sambil menabuh apa saja dengan nada yang seperti apa saja karena bahagia. Mereka amatlah bahagia sekali menyambut datangnya hari raya. Apalagi ketika pagi-pagi berangkat ke masjid, sungguh kebahagiaan telah menjadi miliknya yang suci. Kebahagiaan anak-anak kecil di waktu lebaran adalah kebahagiaan yang abadi. Dan aku merasakannya saat ini.

Setiap sore menjelang, aku ingin berkata pada diriku sendiri: ”Besok lebaran”. Setiap malam aku ingin berbunga-bunga sambil berkata pada diriku sendiri, ”Sekarang malam lebaran”. Setiap bangun pagi, aku ingin berkata pada diriku sendiri: ”Sekarang lebaran”. Aku ingin kebahagiaan hari lebaran tak lekang dari hatiku. Aku ingin bertakbir setiap hari, aku ingin lebaran setiap hari. ”Allahku, sambutlah kebahagiaan hari lebaranku sepanjang hayat!”. (06 November 2011).

Tidak ada komentar: