Jumat, 31 Agustus 2012

IDUL FITRI 1 SYAWAL 1432

Pagi-pagi aku bangun tidur. Pergi ke sungai mengambil air wudhuk dan shalat subuh. Setelah shalat, aku siap-siap berangkat ziarah kubur. Saat itu jam 05.00. Aku berangkat sendirian, tanpa emak dan adik, karena emakku lagi haid dan adikku sakit kaki. Pertama aku ziarah ke makam ayah, buyut, paman dan kakak-adikku yang ada di satu lokasi pekuburan, Jarat. Aku bawa kembang satu plastik kecil dan majmu’ syarif. Pagi yang indah. Di sana-sini suasana berkabut. Di selatan sawah-sawah membentang. Di utara laut memanjang. Kuhirup angin begitu lezatnya.

Di tengah jalan aku bersapa-sapaan dengan para tetangga dan teman-temanku yang pergi dan datang berziarah. Suasana persaudaraan, rasa riang dan sejuk terpancar dari wajah kami. Lebaran memang membuat hati semua orang berbunga-bunga. Di sana-sini terdengar lantunan shalawat dan gambus dari corong-corong loundspeaker. Suasana tambah semarak. Ahhh, suasana semacam ini tidak akan pernah berubah mulai sejak dulu. Aku jadi teringat saat-saat lebaran di tahun-tahun yang lalu.

Ziarah kubur sebelum berangkat ke masjid sudah jadi tradisi masyarakatku turun-temurun. Saat-saat itu sangat syakral sekali. Tidak ada satu keluarga pun yang tak pergi ke makam para leluhur mereka, kecuali memang ada halangan yang tidak bisa dihindari. Ziarah kubur, bagi masyarakatku, ritual yang tak bisa ditinggalkan. Kata orang tua, seseorang yang tidak menziarahi makam-makam para leluhur mereka berarti mereka tidak menghargai masa lalu dan tidak menghormati para leluhur. Allah akan murka terhadap orang-orang semacam itu.

Tidak ada komentar: