Minggu, 21 September 2014

Cafe Sempit untuk Senyum Gaza yang Luas


Sebuah piano dimainkan dalam nada sendu
di sebuah cafe sempit pojok kota
Alunannya menggesek udara
dan menjamah apa saja

Di layar, sebuah video diputar:
seorang serdadu muda mati tertembak
dan ibunya tersenyum

“Terima kasih, Tuhan
Terima kasih,” serunya

Angin menghembus
tuts-tuts melo instrumentalia
saat tampil sejumlah tank Israel
dan puluhan pesawat tempur
memuntahkan ratusan rudal

Satu-dua desa hangus
Ratusan bangunan hancur
Helfire dan peluru 5.56
merobek ribuah tubuh

Di luar daun-daun melambai
menari di antara deru kendaraan
Di layar sejumlah orang tersenyum
dan bergembira
menatap puluhan mayat
terbujur di hadapan mereka

Dan di sebuah halaman rumah di Jabaliya
sekelompok wanita menghiba:
“Brigade Izzuddin al-Qassam
bawalah anak kami
syahid bersamamu”

Di antara kepulan asap rokok
dan suara obrolan yang mendesak
ia membatin, seperti bingung tak mengerti:
cita-cita untuk mati
bagi rakyat Gaza
bagaimana lebih besar
dari cita-cita untuk hidup

Di akhir slide
suara piano lirih, satu-satu
Alunannya menggesek udara
dan menjamah apa saja

Jogokariyan, 2014

Tidak ada komentar: