Rabu, 20 April 2011

Henri Poincare: Sang Universalis Terakhir





PENDAHULUAN
Henri Poincare (29 April 1854-17 Juli 1912) adalah seorang universalis dari Perancis yang unggul di sejumlah bidang disiplin ilmu. Ia adalah seorang insinyur, matematikawan, fisikawan, astronom, kosmolog, logikawan dan filsuf sains. Ia adalah penulis yang sangat produktif. Publikasi makalah dan buku-bukunya banyak sekali.
Sebagai seorang matematikawan, ia banyak memberikan kontribusi fundamental baik di bidang matematika murni maupun terapan. Dia dianggap sebagai salah satu pendiri bidang aljabar topologi, geometri non-Euclidean, geometri system dinamis untuk matematika murni, serta juga bapak teori chaos, teori yang banyak diterapkan di sosiologi, ekonomi, politik, kimia, biologi dan ilmu-ilmu lainnya untuk matematika terapan. Selain itu, ia juga mengeksposisikan diri di bidang topologi diferensial, aljabar geometri, geometri hiperbolik, aljabar kompleks, analisis fungsional, statistik, matematika ekonomi, matematika fisika dan lain-lain.
Sebagai astronom dan kosmolog, ia mendirikan teori n-benda yang menjadi pondasi penting dari ilmu mekanika langit dan termasuk orang pertama pembangun teori kosmologi fisik. Sebagai fisikawan teoritis, ia juga dianggap sebagai salah satu pencetus relativitas khusus dan eksponen penting dari banyak subjek di bidang fisika matematika, termodinamika, elektromagnetisme, fluida, optik, listrik, kapilaritas, elastisitas teori potensial, teori relativitas dan mekanika kuantum.
Sebagai logikawan, ia adalah penentang keras teori bilangan transitif dari George Cantor. Selain itu, ia juga banyak mengambangkan subjek-subjek penting dari ilmu logika matematika. Dan yang paling mencolok dalam subjek ini aladah di bidang ilmu bilangan, teori pembuktian, induksi matematika dan teori himpunan.
Sebagai seorang insinyur, ia mengembangkan teori dan penerapan alat telegrafi untuk keselamatan kerja, terutama di barak penambangan. Selain itu, ia pekerja di perusahaan kereta api dan pertambangan. Ia bergabung dengan France Ministry of Public Services sebagai insinyur yang bertanggung jawab atas pembangunan rel kereta api, serta di Corps de Mines sebagai insinyur dan inspektur kepala untuk penggalian tambang di Vesoul, wilayah timur laut Perancis.
Sebagai filsuf ilmu pengetahuan, ia mengembangkan filsafat matematika, filsafat etika dan filsafat sains. Poincare adalah penentang keras pernyataan dan pembuktian Bertrand Russel dan Gottlob Frege bahwa matematika adalah cabang dari logika. Bagi Poincare, kehidupan matematika adalah intuisi, dan hal ini dibuktikannya di sejumlah makalah-makalahnya. Ia juga penentang Kantianisme tentang akal murni dan akal praktis, dan oleh sebabnya ia banyak merevisi kesalahan-kesalahan fundamental dalam filsafat Emanuel Kant mengenai teori a priori dan a posteriori yang implikasinya terhadap reasoning paradigm, etika dan hukum. Ia adalah filsuf penentang fundamentalisme dan penganjur liberalisme. Buku-buku filsafat matematikanya meliputi On the Nature of Mathematical Reasoning (1894), On the Foundations of Geometry (1898), Intuition and Logic in Mathematics (1900), Mathematics and Logic (1905) dan On Transfinitie Numbers (1910), dan masih banyak lagi. Sementara buku-buku filsafat sains dan etikanya adalah Science and Hypothesis (1902), The Value of Science (1905), Science and Method (1908), dan Last Essays (1913), dan lain-lain.


SEJARAH HIDUP, PENDIDIKAN DAN KARIRNYA
Nama pemberian orang tuanya adalah Jules Henri Poincare. Dia lahir pada 29 April 1854 di Ducale Cite, Nancy, Meurthe-et-Moselle, Kerajaan Perancis. Dia lahir dari keluarga bangsawan, yang tentu berkecukupan dan berpendidikan. Ayahnya, Leon Poincare (1828-1892) adalah seorang professor kedokteran di University of Nancy (sekarang berganti nama menjadi Univerty of Henri Poincare). Ibunya, Eugenie Lounois (1830-1897) adalah seorang ibu rumah tangga sederhana yang sangat dekat dan menyayangi anak-anaknya. Sejak kecil, Henri Poincare sering sakit-sakitan, dan oleh karenanya, perlu perawatan khusus dari ibunya. Sampai tuanya pun ia memiliki ciri-ciri fisik yang lemah dan rapuh. Penyakit rabunnya sudah dia alami mulai sejak kecil.
Pada tahun 1862, Poincare masuk sekolah Lycee di daerah Nancy (sekarang berganti nama menjadi Lycee Henri Poincare). Dia menghabiskan sebelas tahun di Lycee, dari tingkat dasar sampai menengah. Poincare merupakan salah satu siswa terbaik di setiap topik pelajaran. Guru matematikanya menyebutnya ”raksasa matematika” setelah Poincare memenangkan hadiah General Concours dalam sebuah kompetisi antar siswa se-Perancis. Nilai jeleknya hanya pada pelajaran musik dan pendidikan jasmani dan kesehatan. Poincare lulus dari Lycee pada tahun 1871.
Setelah lulus, Poincare menganggur selama satu tahun untuk membantu korban perang Perancis-Jerman. Dia ikut ayahnya yang seorang dokter mengurus Korps Ambulan. Sebenarnya aktivitas ini ia lakukan sejak masih duduk di bangku sekolah, pada 1870. Baru setelah keadaan agak tenang, Poincare meneruskan pendidikannya dengan mendaftarkan diri sebagai mahasiswa matematika di Ecole Polytechnique pada tahun 1873. Di kampus itu termasuk sebagai dosen adalah Charles Hermite, salah seorang matematikawan termasyhur Perancis.
Satu tahun sebagai mahasiswa tingkat pertama (S 1), yakni pada 1874, Poincare telah mampu menerbitkan makalah penelitian pertamanya, Démonstration nouvelle des propriétés de l'indicatrice d'une surface. Dia lulus sebagai sarjana sains (Bachelor of Science) pada 1876. Lalu dia melanjutkan pendidikannya di Ecole des Mines, sebagai mahasiswa tingkat pertama (S 1) teknik pertambangan, sambil melanjutkan ke tingkat pascasarjana di University of Paris. Dia lulus dan menerima gelar insinyur pada 1879.
Setelah lulus, pada tahun itu juga, dia bergabung dengan Korps des Mines sebagai inspektur pertambangan di Vesoul, wilayah timur laut Perancis. Pada saat yang sama, Poincare sedang mempersiapkan gelar doktor ilmu matematika di bawah pengawasan Charles Hermite. Poincare menerima gelar doktornya pada tahun 1879 dengan disertasi berjudul Sur les propriétés des fonctions définies par les équations differences. Disertasi ini berada di bidang persamaan diferensial, di mana di dalamnya Poincare meletakkan pondasi pertama sifat geometris dari persamaan integral, suatu formulasi matematis yang nantinya digunakan oleh dia untuk model masalahn-tubuh dalam gerakan tata surya.
Setelah itu, dia ditawari sebagai dosen junior di departemen matematika di Caen University. Meski demikian, Poincare tidak meninggalkan pekerjaannya di departemen pertambangan. Pada 1881 dilamar di Departemen Pelayanan Publik (Ministry of Public Service) untuk menjadi insinyur pembuatan rel kereta api utara Perancis. Di departemen ini pada 1910 dia diangkat sebagai inspektur umum.
Tahun 1881 Poincare keluar dari Caen University, kemudian mendedikasikan diri di University of Paris (Sorbonne) sampai akhir hayatnya. Pada tahun itu pula dia diangkat sebagai profesor matematika analisis. Di sana dia mengajar matakuliah fisika, mekanika eksperimental, fisika matematika, teori probabilitas, mekanika langit dan astronomi. Pada tahun yang sama (1881) Poincare menikah dengan Paulain d’Andecy, di mana dengannya dia mempunyai empat anak, yakni Jeanne (lahir 1887), Yvonne (lahir 1889), Henriette (lahir 1891) dan Leon (lahir 1893).
Pada tahun 1887, pada usia 32 tahun, Poincare diangkat menjadi anggota French Academy of Sciences, dan pada tahun 1906 dia menjabat sebagai ketua umumnya.

Pada 1897, Poincare bergabung dengan French Bureau des Longitudes, suatu lembaga yang bertanggung jawab menyingkronisasi waktu di seluruh dunia. Pada tahun yang sama dia mengajukan usulan cara mudah untuk mengukur waktu menggunakan metode lingkaran waktu bujur dan penerapan waktu relatif. Metode ini kemudian dia terapkan ke dalam fisika sehingga menghasilkan apa yang sekarang dikenal sebagai relativitas waktu dalam teori relativitas khusus. Ini adalah salah satu sumbangan besarnya dalam membentuk zona waktu internasional. Lalu pada tahun 1909 dia terpilih sebagai ketua umum Academie Francaise.
Pada tahun 1912, Poincare mengidap penyakit prostat. Oleh istri dan keluarganya ia dibawa ke rumah sakit dan dioperasi. Tetapi sayangnya tidak berhasil. Pada tanggal 17 Juli 1912, Henri Poincare menghembuskan nafas terakhirnya dalam umur yang masih relatif muda, yakni 58 tahun. Dia dimakamkan di tempat pemakaman keluarga Poincare di Cemetery of Montparnasse, Paris. Pada tahun 2004, Menteri Pendidikan Perancis, Claude Allegre, mengusulkan supanya jasad Poincare diambil dan dimakamkan kembali di Pantheon Paris, yakni suatu wilayah pemakaman khusus bagi warga kehormatan Perancis.

KARAKTERNYA
Kebiasaan Poincare dianalogikan seperti seekor lebah yang terbang dari bunga ke bunga. Analogi ini ditujukan kepadanya sebab dia memiliki minat yang luas terhadap ilmu pengetahuan. Menurut matematikawan Perancis lainnya, Darboux, Poincare bekerja dengan intuisinya, dan ini ditunjukkan oleh kebiasaannya menggunakan representasi visual, baik ketika mengajar maupun mengerjakan kertas penelitiannya. Dia tidak menyukai dengan aturan-aturan logika yang ketat. Lebih-lebih dia percaya bahwa logika bukan cara untuk menemukan sesuatu, tetapi hanya cara untuk menstrukturkan dan mensistematisasi ide-ide.
Toulouse, seorang psikolog dari Psychology Laboratory of the School of Higher Studies di University of Paris, tertarik untuk meneliti karakter dan kebiasaan hidup harian Poincare. Hasil penelitian itu dibukukan dalam Henri Poincare (1910). Menurut Toulouse, kebiasaan, kelebihan dan kekurangan Henri Poincare adalah sebagai berikut:
• Poincare bekerja pada waktu yang sama setiap hari dalam jangka waktu yang singkat. Dia melakukan penelitian matematika selama empat jam sehari, antara jam 10:00 pagi dan siang, kemudian diterukan pada jam 15:00-19:00. dia membaca artikel jurnal di malam hari.
• Kebiasaannya ketika meneliti adalah menyelesaikan masalah-masalahnya terlebih dahulu di pikirannya, kemudian setelah dikira benar-benar sudah terpecahkan, baru dituliskannya di kertas.
• Dia terkena penyakit ambidextrous dan rabun dekat. Namun ia mampu membayangkan apa yang didengarnya ketika, misalnya, ketika mengikuti kuliah. Dia tidak bisa melihat dengan benar apa yang ditulis oleh dosennya di papan, tetapi dari penjelasan dosennya itu, dia bisa menangkap maksudnya.
• Dia secara fisik kikuk dan artistik tubuhnya tidak kompeten.
• Dia selalu terburu-buru dan tidak suka merubah atau mengkoreksi kertas kerja yang sudah disusunnya.
• Ia tidak pernah menghabiskan waktu yang lama untuk sebuah masalah, karena ia yakin bahwa alam bawah sadarnya akan terus bekerja pada masalah tersebut meskipun dia sedang mengerjakan masalah lain.
• Jika matematikawan lain memulai pekerjaannya dari prinsip-prinsip yang sudah mapan, sementara Poincare memulainya dari prinsip-prinsip yang sangat dasar. Dan entah, menurut Toulouse, apakah ini dapat dianggap sebagai kekurangan atau justru kelebihian.
• Poincare terbiasa mengabaikan rincian-rincian masalah. Dia lebih melihat masalah dari sisi umumnya dan paling fundamental. Sehingga karenanya dia banyak menemukan sesuatu.

Tidak ada komentar: