Rabu, 17 Juni 2009

1
“Yang dikatakan manusia-dalam-Tuhan adalah manusia-bagi-kehidupannya dan bukan kehidupan-bagi-Tuhannya”.

2
“Alam semesta tercipta untuk kehidupan dan sama sekali tidak untuk Tuhan. Apakah demikian juga dengan agama? Seseorang hanya bisa merasakan dan tidak bisa menalar”.

3
“Hidup bagai daun tegar dalam tumbuh dan tumbang”.

4
“Menuhankan ‘Aku’ itu eksistensialisme radikal. Sementara meng-‘Aku’-kan Tuhan itu radikalisme eksistensial”.

5
“Jalan agama adalah horizontalisme-vertikal, sekaligus juga vertikalisme-horizontal”.

6
“’Aku’ bukan pencipta diri, tapi penjadi diri. ‘Aku’ adalah Tuhan bagi Tuhan dalam ke-diri-an”.


Jogja, 2007

Tidak ada komentar: