Kamis, 21 Februari 2013
Ingin Kudekap Umur dan Kegagalan ini, Tuhanku!
Tuhanku, dengan tanpa mengurangi rasa penghambaanku kepadaMu, aku ingin berkata bahwa aku sekarang sudah berumur 24 tahun dan semua impian yang dulu pernah hinggap di benakku kini sudah pudar seluruhnya.
Dulu pernah aku punya cita-cita ingin wisuda Sarjana pada umur 24 tahun; umur 25 tahun menikah – untuk mengikuti risalah NabiMu; umur 27 tahun mendapat gelar Master di Eropa; dan umur 30 tahun sudah bisa meraih gelar Doktor di Amerika. Tapi kenyataannya kini aku masih butuh setahun lagi untuk merampungkan materi kuliah, dan di tahun depan aku baru bisa menggarap sikripsi. Mungkin aku akan menggondol Sarjana Sains pada umur 26 tahun. Sementara untuk menikah, bahkan sampai sekarang belum ada bayangan sama sekali, Tuhanku.
Dulu pernah aku punya cita-cita ingin menjadi ahli seluruh sokoguru ilmu fisika dan matematika, lancar berbahasa Inggris dan Arab, serta menguasai ilmu puisi Timur dan filsafat Islam sebelum atau setelah umur 24 tahun. Aku inginkan itu semua, karena aku berharap pada umur 25 tahun aku sudah bisa menjadi peneliti fisika dan matematika, bisa menjadi penyair dan filsuf. Tapi kenyataannya kini, Tuhan, aku hanya menguasai sedikit saja ilmu fisika, matematika dan bahasa Inggris, serta tidak sama sekali untuk bahasa Arab, puisi Timur dan filsafat Islam.
Dulu pernah aku punya cita-cita ingin menjadi dosen fisika di Jogja serta ingin membuka industri rumah tangga dan perpustakaan di desaku sebelum atau pada umur 25 tahun. Aku berharap dengan aku menjadi dosen, intensitas keilmuanku bisa terjaga. Aku berharap dengan aku membuka industri rumah tangga, aku jadi bisa membantu perekonomian orang tua dan para tetanggaku. Aku berharap dengan membuka perpustakaan aku mampu menjadikan warga desaku sadar baca agar kelak mereka bisa membentengi diri dari efek logis proyek industrialisasi di Madura. Tapi sampai sekarang, Tuhan, aku merasa cita-cita itu masih jauh di luar batas jangkauanku.
Aku yakin umur dan kegagalan ini adalah kadoMu yang paling indah yang pantas aku terima. Aku sangat merasa bahagia, karena aku telah membuktikan bahwa aku ternyata tidak bisa sempurna, bahwa segala kesempurnaan hanyalah milik Engkau semata. Ingin kudekap erat-erat umur dan kegagalan ini, Tuhanku, sebab aku tahu ia adalah anugerahMu, sebab tak ada yang lebih membahagiakan bagiku selain daripada pemberianMu, sebab aku lebih bahagia menerima pemberianMu meskipun itu nampak menyakitkan daripada pemberian siapa pun juga biar pun nampak menyenangkan, sebab mulai sejak saat ini aku bersaksi bahwa seluruh dunia dan kehidupanku akan kuhibahkan kepadaMu.
Cabeyan Bantul, 18 Februari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar